Friday, February 25, 2022

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

 

Judul                       : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie
Resume ke              : 18
Gelombang             : 23 &24
Tanggal                   : 25 Februari 2022
Narasumber            : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd
Moderator                : Rosminiyati, S.Pd



Untuk menambah referensi dalam penerbitan buku, pada PBM ke 18 ini, Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd,   akan mengupas tuntas dua penerbit Indie yang menjadi rekanan beliau dengan tema “Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie”. Narasumber ini merupakan sosok guru blogger millennial nan ganteng ini lahir di Jakarta, 30 Juni 1992, tinggal di Bekasi, dan berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015-sekarang. Berbagai capaian telah diraih beliau terkait blog dan tulisan. Beliau adalah alumnus Belajar Menulis PGRI gelombang 4 yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis ini, termasuk menerbitkan sertifikat peserta yang lulus.

Pak Brian mengatakan  menerbitkan buku  semakin mudah pada saat ini karena sekarang  ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dll.Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut
Naskah pasti diterbitkan ✅
Proses penerbitan mudah dan cepat ✅

Mari kita simak lebih lanjut ciri-ciri penerbit indie dari potongan slide berikut

Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan.

tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan


Narasumber kita  sudah menerbitkan 3 buku solo. Semuanya di penerbit Indie.

Karena Penerbit Indie itu banyak  maka kita perlu mempertimbangan dalam memilih penerbit. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie.

Biaya penerbitan
fasilitas penerbitan
Batas maksimal jumlah halaman
Ketentuan dan Biaya cetak ulang
Apakah dapat Master PDF
Lama penerbitan
Jumlah buku yang didapat penulis

Jadi dari awal kita harus mengetahui hal-hal tersebut. Jangan sampai baru tahu belakangankadang ada penerbit yang bilang gratis. Tapi kita tidak tahu ketentuan yang belum terungkap. Misalnya ternyata kita tidak dapat cetakkan bukunya, dapat master PDF saja. Kita mesti cari percetakkan sendiri. Atau misalnya gratis tapi harus cetak minimal 20 eksemplar berarti  sama saja. 

Ada 2  Rekanan penerbit Bapak Brian dalam  bekerja sama yaitu :

Beliau sangat ingin membantu para perserta PBM dalam menerbitkan buku, maka salah satu langkahnya dengan cara membuat ketentuan lengkap pembuatan Buku sudah tertera jelas di postingan blog beliau dan Beliau  sudah pilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi, karena beliau sudah melihat sendiri kedua penerbit tersebut menerbitkan buku tidak lebih dari 2 bulan. Hasil cetakkannya bagus serta beliau  yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit.

Berikut  perbedaan  2 penerbit tersebut yang bisa kita  pilih.


Untuk  penerbit Depok juga ada paket gratis seperti ini. Tapi ada minimal cetak 40 eksemplar. Paket ini biasanya dipakai untuk sekolah yang memang cetak banyak. Sehingga tidak perlu memikirkan biaya penerbitan lagi. 

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk  yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, dan tidak berencana cetak ulang.  untuk pribadi saja, sehingga  tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Biaya penerbitan yang terbilang murah, membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.

Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.

Demikianlah Sharing ilmu dari bapak Brian yang selalu memotivasipeserta PBM dari awal hingga nantinya akan menerbitkan buku-buku karya.
Barokallah 


8 comments:

Kelas Industri BDP SMK Negeri 1 Pangkalpinang

  Pembukaan Kelas Industri SMK Negeri 1 Pangkalpinang bekerjasama  dengan PT. Ramayana Lestari  Sentosa Tbk Salah satu program untuk menjami...