Monday, February 28, 2022

Pemasaran Buku

Judul                       : Pemasaran Buku 
Resume ke              : 19
Gelombang             : 23 &24
Tanggal                   : 28 Februari 2022
Narasumber            : Agus subardana
Moderator               : Raliyanti


 Pemasaran Buku 

Alhamdulillah, Ibu Raliyanti  kembali menemani kelas belajar menulis PGRI. Malam ini memasuki pertemuan ke-19  Beliau Membersamai Bapak Agust Subardana, S.E., M.M.
Bapak Agus sudah bekerja selama 17 tahun di Penerbit Andi. Sejak awal tahun 1999 s.d sekarang, beliau menggeluti Bidang Pemasaran karena background  S2 nya di Jurusan Manajemen Pemasaran. Beliau sering menjadi moderator berbagai event webinar. Malam ini beliau akan berbagi kepada kita semua mengenai mengenai Strategi Pemasaran Buku Saat Pendemi.

Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku. 

Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Di tengah melesunya bisnis di berbagai industri akibat pandemi Covid-19, industri penerbitan buku sekala Global - Dunia justru bertumbuh. Merujuk laporan Nielsen BookScan ICM, penjualan buku di secara global / Dunia hingga akhir 2021 (YTD) mengalami pertumbuhan cukup signifikan.

Masih merujuk data tersebut, genre buku yang mengalami kenaikan adalah genre “Food & Drink” yang pertumbuhannya mencapai 33% atau menjadi 2,8 juta Euro. Selanjutnya, pada genre Fiksi tumbuh 9% (menjadi 7,1 juta Euro), genre Leisure & Lifestyle tumbuh 37% (menjadi 1,4 juta Euro), genre Personal Development tumbuh 11% (menjadi 2,2 juta Euro), dan genre Children & Young Adult Non-Fiction tumbuh 15% (menjadi 1,5 juta Euro).

Dari analisa pasar dan Diungkapkan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), seperti yang dikutip dari situs resmi www.ikapi.org, industri penerbitan nasional terdampak cukup keras dalam terpaan pandemi. Lantaran, tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan.

Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH) saat ini. Bahkan, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan dan hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan sampai satu tahun.
Jadi Industri buku di saat pandemi di indonesia mengalami penurunan yang dratis mencapai 50% hingga 80 %..

Namun  Penerbit ANDI Offset Yogyakarta ..Alhamdulilah masih bisa bertahan dan bertumbuh, “Meski demikian, Kami penerbit ANDI Yogyakarta ada beberapa genre buku yang kontribusinya justru bertumbuh di masa pandemi. Antara lain, genre buku sekolah , buku anak, masak, self improvement, hukum, Bisnis, parenting & family, dan computing & technology,

Fenomena menarik di industri penerbitan buku pada masa pendemi adalah bertumbuhnya penjualan di kanal online dan Directselling . Fenomena lain yang perlu dicatat oleh para pemasar di industri penerbitan buku,  perubahan pola perilaku konsumen, khususnya segmen remaja. “Konsumen remaja tidak lagi melihat harga, tapi gimmick. Mereka juga selalu ingin menjadi orang yang pertama mendapatkan produk bukunya,”

Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian , hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokkan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ).

Dari jenis – jenis katagori buku tersebut disinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan . Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis .  Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :
1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Saat ini dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku yang sedang terus jalankan masuk dalam faktor keduanya yaitu Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 42 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori (dapat di kunjungi ke website kami : www.andipublisher.com ).

Strategi Pemasaran buku yang telah kami petakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara (on line) dan strategi pemasaran buku serangan Darat ( off line ), dengan berlandaskan pada faktor mikro dan faktor makro tersebut di atas. Dua strategi tersebut dapat kita jelaskan secara singkat sebagai berikut :

 A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara. (On Line )
 1. Pentingnya Transformasi Digital 
Dampak dari pandemi COVID-19 telah mengubah dunia menuju era Low Touch Economy. Era ini ditandai dengan interaksi antar individu yang minim sentuhan fisik atau low-touch, keharusan mengecek kesehatan dan keselamatan, perilaku yang baru hingga pergeseran di sektor-sektor industri., terutama sektor Industri Perbukuan. Perubahan ini tentu akan berdampak ke banyak hal, mulai dari tempat bekerja, Cara belajar – mengajar ,  kehidupan keluarga hingga aktivitas sosial. Strateginya yang utama yang kita pakai adalah Digital Marketing dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnis penerbitan buku .

Adapun Manfaat Digital Marketing antara lain :
o Biaya lebih relatif terjangkau atau murah
o Daya Jangkauan sangat luas 
o Mudah menentukan target pasar buku yang akan kita tawarkan sesuai katagori 
o Komunikasi dengan Konsumen Lebih Mudah
o Lebih cepat popular 
o Sangat Membantu Meningkatkan Penjualan 
o Mudah di evaluasi dan di kembangkan

 Strategi On Line ini kurang lebih ada lima stretegi yang kami lakukan yaitu : 

Pertama, melakukan pengelolaan secara intens terhadap buku-buku best seller-nya, yang saat ini jumlahnya mencapai 100 best seller.
 
Kedua, Kami Penerbit ANDI  juga massif menggelar program Pre Order melalui toko buku online, e-Commerce, maupun reseller individu. “Tak hanya itu, kami juga menjual merchandise, e-book, hingga buat content.

Ketiga, Penerbit ANDI  juga melakukan optimalisasi di semua lini produk, baik optimalisasi promosi, branding, hingga reseller. “Objektifnya, buku sudah bukan lagi untuk dibaca, melainkan sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat".

Keempat, Penerbit ANDI juga melakukan optimalisasi stock produk melalui program bundling dan online.

Kelima, Penerbit ANDI Offset juga mengelola Dead Stock, yakni mengelola buku-buku yang tidak terjual melalui program diskon dan melakukan books fair / pameran buku secara On Line.

2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas
Kita tentunya punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.

Kami Penerbit ANDI juga terus mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link  Zoom , Live ..Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.

 B. Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE ).
Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.
Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju , antara lain :
 1. Strategi Pemasaran di Toko Buku 
Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka  kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional.








Tugas lain maketing toko buku yaitu menjalin hubungan baik Marketing Toko Buku juga harus bisa Selling skills , artinya kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjual produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Selling skills ini sangat menentukan apa yang akan dapat kita raih ke depannya; sukses dan tidaknya Kita dalam berbisnis secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh bagaimana kemampuan kita dalam menjual produk yang kita miliki.

 Untuk mempertajam pemasaran di toko buku dapat kita lakukan Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain :
- Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .
- Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner
- Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau                      periode tertentu.
- Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,                          Program  TAB, Program TAM , dll )
- Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan ,            kuncinya kita proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

Dalam satu tahun kita dapat merencanakan Program Promo antara lain sebagai berikut :
strategi pemasaran buku yang terakhir yaitu Directselling. Direct selling atau penjualan langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk membangun bisnis yang fleksibel dan berbiaya rendah. Cara ini memungkinkan kita untuk mengurangi biaya iklan, menghindari biaya overhead, dan membangun hubungan pelanggan yang tahan lama dan jangka panjang.
Produk-produk Penerbit ANDI Offset tersebut dipasarkan dan dijual langsung melalui perwakilan penjualan independen yang dikenal juga sebagai Sales Direct selling .

Ini menghilangkan perantara yang terlibat dalam distribusi, seperti pedagang grosir dan pusat distribusi regional. Sebaliknya, produk dikirim langsung dari produsen ke perusahaan penjualan, lalu ke perwakilan atau distributor, dan terakhir ke konsumen.
Produk yang dijual melalui penjualan langsung biasanya tidak ditemukan di lokasi ritel tradisional. Ini berarti menemukan distributor atau perwakilan adalah satu-satunya cara untuk membelinya.

Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK,          SD, SMP, SMA, SMK).
- Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah
- Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) .

Tugas Tenaga Penjual / sales DIRECT SELLING tersebut kita beri tanggungjawab target sesuai maping areanya masing – masing yang bertugas :
- Kunjungan langsung ke tiap sekolah PAUD-TK, SD,SMP,SMA,SMK
- Kunjungan langsung ke setiap Kampus / Perguruan Tinggi  untuk temui Dosen, tiap                    Kaprodi, tiap Dekan, ke LPPM dan sampai ke para Rektor .
- Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan                      Daerah   dll.
Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat

Friday, February 25, 2022

Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

 

Judul                       : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie
Resume ke              : 18
Gelombang             : 23 &24
Tanggal                   : 25 Februari 2022
Narasumber            : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd
Moderator                : Rosminiyati, S.Pd



Untuk menambah referensi dalam penerbitan buku, pada PBM ke 18 ini, Bapak Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd,   akan mengupas tuntas dua penerbit Indie yang menjadi rekanan beliau dengan tema “Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie”. Narasumber ini merupakan sosok guru blogger millennial nan ganteng ini lahir di Jakarta, 30 Juni 1992, tinggal di Bekasi, dan berprofesi sebagai guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta sejak tahun 2015-sekarang. Berbagai capaian telah diraih beliau terkait blog dan tulisan. Beliau adalah alumnus Belajar Menulis PGRI gelombang 4 yang mengabdikan diri sebagai pengurus kegiatan Pelatihan Belajar Menulis ini, termasuk menerbitkan sertifikat peserta yang lulus.

Pak Brian mengatakan  menerbitkan buku  semakin mudah pada saat ini karena sekarang  ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi. Ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Erlangga, Grasindo, Elex media, Andi, dll.Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut
Naskah pasti diterbitkan ✅
Proses penerbitan mudah dan cepat ✅

Mari kita simak lebih lanjut ciri-ciri penerbit indie dari potongan slide berikut

Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya untuk mendapat fasilitas pra cetak penerbitan.

tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan


Narasumber kita  sudah menerbitkan 3 buku solo. Semuanya di penerbit Indie.

Karena Penerbit Indie itu banyak  maka kita perlu mempertimbangan dalam memilih penerbit. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie.

Biaya penerbitan
fasilitas penerbitan
Batas maksimal jumlah halaman
Ketentuan dan Biaya cetak ulang
Apakah dapat Master PDF
Lama penerbitan
Jumlah buku yang didapat penulis

Jadi dari awal kita harus mengetahui hal-hal tersebut. Jangan sampai baru tahu belakangankadang ada penerbit yang bilang gratis. Tapi kita tidak tahu ketentuan yang belum terungkap. Misalnya ternyata kita tidak dapat cetakkan bukunya, dapat master PDF saja. Kita mesti cari percetakkan sendiri. Atau misalnya gratis tapi harus cetak minimal 20 eksemplar berarti  sama saja. 

Ada 2  Rekanan penerbit Bapak Brian dalam  bekerja sama yaitu :

Beliau sangat ingin membantu para perserta PBM dalam menerbitkan buku, maka salah satu langkahnya dengan cara membuat ketentuan lengkap pembuatan Buku sudah tertera jelas di postingan blog beliau dan Beliau  sudah pilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi, karena beliau sudah melihat sendiri kedua penerbit tersebut menerbitkan buku tidak lebih dari 2 bulan. Hasil cetakkannya bagus serta beliau  yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit.

Berikut  perbedaan  2 penerbit tersebut yang bisa kita  pilih.


Untuk  penerbit Depok juga ada paket gratis seperti ini. Tapi ada minimal cetak 40 eksemplar. Paket ini biasanya dipakai untuk sekolah yang memang cetak banyak. Sehingga tidak perlu memikirkan biaya penerbitan lagi. 

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Penerbit Depok cocok untuk  yang memang hanya sekedar menerbitkan buku saja, dan tidak berencana cetak ulang.  untuk pribadi saja, sehingga  tidak perlu jumlah buku yang banyak. Maka biaya penerbitannya lebih terjangkau. Biaya penerbitan yang terbilang murah, membuat biaya cetak ulang di penerbit depok cukup lumayan.

Penerbit Malang cocok untuk bapak/ibu yang  berencana menjual bukunya, karena jumlah buku yang diberikan lebih banyak. Dengan biaya penerbitan 650.000 terhitung lebih hemat. Jika stok buku habis, bisa cetak ulang lagi dengan biaya cetak per buku lebih murah dibanding penerbit depok.

Demikianlah Sharing ilmu dari bapak Brian yang selalu memotivasipeserta PBM dari awal hingga nantinya akan menerbitkan buku-buku karya.
Barokallah 


Wednesday, February 23, 2022

Mengenal Penerbit Indie


Judul                       : Mengenal Penerbit Indie
Resume ke              : 17
Gelombang             : 23 &24
Tanggal                   : 23 Februari 2022
Narasumber            : Mukminin, S.Pd.,M.Pd
Moderator                : Helwiyah




 Mengenal Penerbit Indie

Penerbit Indie adalah sebuah istilahyang disebut juga penerbit Independent, yang berarti berarti menerbitkan karya sendiri. Untuk menerbitkan naskah di penerbit ini, nggak perlu diseleksi. Semua orang bisa kasih naskah untuk diterbitkan. Penerbit indie juga punya editor dan lay outer. Naskah yang masuk akan diedit ringan. Mereka hanya memeriksa kesalahan typo atau tanda bahasa yang standar, tetapi tidak ikut mengubah isi.
Ibu Helwiyah sebagai moderator pada pertemuan PBM ke 17 memperkenalkan  Bapak Mukminin, S.pd., M.Pd narasumber  hebat, beliau adalah   seorang pendidik, pengiat literasi dan penulis. pada kesempatan ini  beliau mengupas tentang Mengenal Penerbit Indie. Pak Mukminin yang dikenal sebagai Cakinin dapat dikenal lebih dalam lagi  pada CakInin



Beliau menulis dari nol pada usia 55 tahun ( 2 tahun) yg lalu. Cak Inin mengikuti pelatihan 30 kali pertemuan bersama Narsum hebat PGRI maka lahirlah buku resume beliau yg sekarang terjual laris manis "Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar" dg kata Pengantar dari guru besar Prof. Ngainun Naim (Dosen UIN Syahid Ali Rahmatullah, Tulungagung). Seperti yang diakui oleh Cak Inin sendiri  beliau menulis dengan hati dan mengikuti petunjuk mentor kini sdh terjual hampir 500 buku.

Cak Ini memberikan motivasi kepada siapapun  dengan mengatakan  Ayo semangat menulis " Tiada kata terlambat untuk menulis dan menerbitkan buku ( Cak Inin)

Beliau juga mempersilakan   untuk mampir di Blog beliau sebagai motivasi utk kita semua 





Pada zaman melinial ini semua org bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg kita bayangkan. Apalagi sbg seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki byk kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku menjadi yg bermanfaat bg orang lain/ pembaca.




Untuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Kata-kata Mutiara smg motivasi diri:

1."Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Dengan demikian mari kita pahami cara menulis dan menerbitkan buku. Untuk mewujudkan hal tersebut  memang butuh ketekunan,  perjuangan dan juga tekad serta  motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat.

Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yg harus dilalui: 

1. Prawriting

a.. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).
b. Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.
c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

Penulis mulai membuat Draf ( outline buku/ daftar isi buku) dilanjutkan menulis naskah buku sesuai  draf tadi.  

Menulis harus sesuai dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yg perlu ditambahkan. 

4. Editting/ Swasunting

Setelah naskah kita revisi maka masuk tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai denga EBBI. 

5. Publikasi  

Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Pertanyaannya apakah Anda sudah mempunyai pandangan penerbit yg akan menerbitkan buku Anda? 

Jawabnya adalah penerbit Independen ( penerbit Indie) yg bapak suka. 

✓ Kamlia Press Lamongan.Ayo Melek Penerbit Buku 
 ( Penerbit Mayor dan Penerbit Indie ) 


Penerbit buku ada berbagai macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  : 

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.


2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

# Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

# Penerbit mayor : 

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

# Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

# Penerbit mayor : 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

# Penerbit indie :
Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

# Penerbit mayor : 

kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

# Penerbit indie : 

umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

# Penerbit mayor : 

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

# Penerbit indie : 

Berbayar sesuai dg aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama. Naskah harus melewati beberapa tahap …


Untuk menerbitkan buku para peserta PBM bebas memilih karena  dalam group menulis bersama PGRI asuhan Om Jay ada 3 penerbit indie penerbit indie sebagai referensi untuk menerbitkan buku yaitu :

Penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN sebagai salah satu penerbit indie 
melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 

# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskahdaftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis 

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf 
Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com

Ini fasilitasnya: 
 Dibuatkan cover buku, layout, Edit, sertifikat Penulis buku, PO buku. Dapat buku ISBN sesuai pesanan. Cetak 10 dapat 10 buku yg 2 buku ke PERPUSNAS tanggung jawab Kamila Press.

Monday, February 21, 2022

Indirect Speech

 INDIRECT SPEECH



Dear My students ...

Tentunya kalian pernah ya ... menyampaikan pesan dari temanmu, ke orang lain? Nah, ketika menyampaikan, biasanya diawali dengan kalimat apa, ayo...? Mari kita lihat dengan kalimat dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu ya :

"Kata Azzam, besok kita ulangan Bahasa Inggris". Nah, kalau dalam bahasa Inggris, kalimat tersebut dinamakan indirect speech. Oh iya, kita tidak perlu menggunakan tanda kutip untuk menyampaikan Indirect Speech ini ya.

Selain itu, karena konteksnya kita menyampaikan sesuatu yang sebelumnya sudah disampaikan terlebih dahulu, Indirect Speech ini bentuknya lebih lampau dibanding kalimat aslinya. Oleh karena itu, kita harus hati-hati dengan bentuk tenses yang digunakan.

Perhatikan pada kalimat yang memang tensesnya berubah. Jadi kalau di kalimat aslinya kita menggunakan future tense, maka di Indirect Speech-nya kita harus menggunakan bentuk yang lebih lampau, yaitu past future tense. Jangan bingung dulu, ya. Kita pelajari satu persatu, konsentrasi ya...

Indirect Speech in Simple Future Tense

Tentunya kalian masih ingat apa fungsi Simple Future Tense. Simple Future tense adalah tenses yang kita gunakan untuk mengekpresikan kegiatan yang akan terjadi atau yang akan kita lakukan di masa yang akan datang.

Biasanya, kalimat Simple Future Tense ini menggunakan modal will, kan? Nah kalau mau diubah ke bentuk Indirect Speech, jadi gimana, ya? Tentunya, modal will akan berubah menjadi would, ya.

Contoh kalimatnya adalah

Rita said, "I will sew my new skirt". Lalu Indirect Speech dari kalimat tersebut adalah

Rita said that she would sew her new skirt the next day.

Indirect Speech in Simple Present Tense

Simple Present Tense tentunya masih ingat ya? Simple Present Tense ini digunakan untuk menyatakan fakta dan kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang.

Kalau kita membuat kalimat dengan Simple Present Tense, kita harus menggunakan verb 1, ya. Lalu, kalau mau mengubah kalimatnya ke Indirect Speech, kamu harus menggunakan tenses yang lebih lampau dibanding Simple Present Tense, yaitu Simple Past Tense

Verb 1 berubah menjadi verb 2! Contoh kalimatnya adalah

Zheko said, "My friend and I study math together." lalu berubah menjadi

Zheko said that he and his friend studied math together that day.

Indirect Speech in Present Continuous Tense

Selanjutnya ada yang namanya Present Continuous tense. Kalau kita menggunakan Present Continuous Tense dalam kalimat, berarti kita sedang menjelaskan kegiatan yang sedang berlangsung bersamaan dengan berlangsungnya pembicaraan tentang kegiatan tersebut.

Jadi, ketika kita sedang membicarakan tentang kegiatan tersebut berlangsung barengan dengan tindakan, sama kejadiannya. Masih ingat nggak, ciri khasnya Present Continuous Tense? Yes, kita harus menggunakan menggunakan to be (am, is, dan are) yang diikuti oleh verb-ing.

Lalu, kalau mau mengubah ke Indirect Speech, harus pakai tenses apa, ya? Nah, pakai tenses yang lebih lampau dibanding Present Continuous Tense dong, yaitu Past Continuous Tense.

Dalam Past Continuous Tense, kata kerja verb-ing tidak berubah, tapi to be berubah ke bentuk lampau, yaitu was atau were. Coba kita lihat contoh kalimatnya ya. Misalnya,

Teacher said, "I am teaching Indirect Speech now." lalu bentuk Indirect Speechnya adalah

Teacher said that She was teaching Indirect speech then.

Indirect Speech in Simple Past Tense

Simple Past Tense, merupakan kalimat yang mengekpresikan kegiatan/ kejadian pada masa lalu. Simple Past Tense ini menggunakan Verb 2.

Jadi kalau mau diubah ke Indirect Speech, berarti pakai tense apa, dong? Pakai Past Perfect Tense, nih. Verb 2 yang sebelumnya dipakai di Simple Past Tense akan berubah menjadi verb 3. Mau lihat contoh kalimatnya?

Contoh kalimatnya adalah

Maya said to Linda, "You didn't come to Bonie's birthday party yesterday". Kalimatnya berubah menjadi

Maya said to Linda that She hadn't come to Bonie's birthday party the day before.


Indirect Speech in Simple Perfect Tenses

Perfect Tense bisa kamu pakai untuk menjelaskan suatu kejadian yang terjadi pada satu titik di masa lalu, sebelum kejadian lain yang juga terjadi di suatu masa. Nah, Perfect Tenses ini ada dua, yaitu Present Perfect Tense dan Past Perfect Tense.

Perhatikan bedanya ya...Present Perfect Tense digunakan untuk kejadian yang sudah selesai di masa lalu tapi ada dampaknya hingga masa sekarang. Sementara itu, Past Perfect Tense digunakan untuk menerangkan kejadian yang terjadi sebelum suatu hal di masa lalu.

Nah, kalau begitu, kita ubah jadi indirect speech-nya gimana, dong? Direct speech, baik yang berbentuk Present Perfect Tense maupun Past Perfect Tense harus diubah menjadi Past Perfect Tense. Ciri-cirinya, ia menggunakan kata kerja bantu had dan diikuti oleh verb 3.

Contohnya nih:

Mr. Ruzi said, “I haven’t received the gift from you.”. Nah, indirect speech-nya kita tulis

Mr. Ruzi said that he hadn’t received the gift from me.

Indirect Speech with Modals

Bagaimana dengan Modal Auxiliary? Modals juga bisa berubah ternyata. Ada beberapa modal auxiliary yang sering digunakan dalam sebuah kalimat. Yuk, kita bahas satu persatu bagaimana perubahannya kalau digunakan di dalam Indirect Speech.
Can
Can adalah salah satu modal yang paling umum digunakan dalam bahasa Inggris. Can dapat digunakan untuk mengekspresikan kemampuan, permintaan, bahkan kemungkinan. Banyak juga, ya. Kalau kita ingin menggunakan can dalam Indirect Speech, kita harus menggunakan bentuk lampau dari can, yaitu could.

Contoh kalimatnya :

She said, “I can visit your house next week.” yang kemudian berubah menjadi

She said that she could visit my house the following week.

May
Modal may digunakan untuk mengekspresikan kemungkinan. May juga dapat digunakan untuk memberikan atau meminta izin. Bentuk lampau dari may yang digunakan dalam Indirect Speech yaitu might. Contoh kalimatnya

He said, “I may go to Bukittinggi next year.” yang kemudian berubah menjadi

He said that he might go to Bukittinggi the following year.

Must
Must biasanya digunakan untuk mengekspresikan kepastian. Must juga dapat digunakan untuk mengekspresikan kebutuhan atau rekomendasi yang kuat. Bentuk lampau must yang digunakan dalam Indirect Speech yaitu Had to.

Contoh kalimatnya adalah

They said, “We must not finish the work in time.” yang kemudian diubah menjadi

They said that they didn’t have to finish the work in time.

Kamu memperhatikan nggak sih, kalau keterangan waktu dalam Indirect Speech juga bisa berubah? Banyak sekali perubahan keterangan waktu yang bisa terjadi dalam Indirect Speech. Supaya kamu nggak bingung, yuk simak tabel di bawah ini!

Time maker for Indirect form

Direct Form

Indirect Form

Now

Today

Yesterday

Ago

Here

This

These

Last

Next

Then

That day

The next day

Before

There

That

Those

The previous  

The following

 


Pahamkan nak? Biar makin lancar, kamu cuma perlu banyak berlatih supaya makin paham dan bisa membuat kalimatnya dengan baik dan benar.

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

 

Judul                       : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis
Resume ke              : 16
Gelombang             : 23 &24
Tanggal                   : 21 Februari 2022
Narasumber            : Yulius Roma Patandean, S.Pd
Moderator                : Muliadi

 


Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis



Buku merupakan sumber ilmu, yang kalau disusun secara sistematis dalam penulisannya akan  membuat para pembaca  betah dan dengan  lahap menyantap buku tersebut sampai habis. pada pertemuan PBM ke 16 yang dimoderatori oleh Bapak Muliadi dan Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd sebagai narasumber, menggiring para peserta PBM untuk menyusun buku secara sistematis. untuk lebih kenal dengan Narasumber kali ini  sebaiknya  mengunjungi blog beliau  https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html

Menurut narasumber  prinsip yang harus dipegang oleh seorang penulis adalah CLBK.  
C merupakan akronim COBA , dengan mencoba maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.

dalam proses percobaan mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka L singkatan dari  LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan ide itu mengalir bersama jari-jari mungil kita. Melakukan proses lebih dalam membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan ditulis.

Dengan begitu menulis harus menjadi budaya. So, "B" BUDAYAKAN!  Menulis juga harus menjadi budaya yang menyatu dalam perjalanan hidup kita. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya. 

Budaya seperti yang  dipahami  masyarakat  adalah kebiasaan. Menjadi kebiasaan belum tentu pula akan memberi dampak positif jika tidak ada konsistensi pelakunya. KONSISTEN singkatan dari "K" adalah langkah terakhir dalam teori menulis . Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam prakteknya. 

Narasumber menekan kan kembali  Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten, inilah yang beliau sebut CLBK dalam menulis. Istilah ini boleh menjadi pemberi semangat dan pendorong buat peserta PBM untuk memulai, meneruskan dan menciptakan karya tulisan.


Berikut  cara sistematis yang  dilakukan dalam menyelesaikan tulisan 




 Tambahannya ada di sini. https://youtu.be/jXPr59aWJSc



Menyelesaikan tulisan akan terjadi oleh karena konsistensi dalam menulis. Jadi, romansa menulis terasa indah ketika CLBK menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses mengumpulkan percikan-percikan ide kita, kemudian kita susun secara sistematis. 

"Seorang penulis profesional adalah seorang amatir yang tidak berhenti." - Richard Bach

Friday, February 18, 2022


Judul                       : Konsep Buku Nonfiksi
Resume ke               : 15
Gelombang              : 23 &24
Tanggal                   : 18 Februari 2022
Narasumber             : Musiin, M.Pd
Moderator                : Dail Ma'ruf

 



KONSEP BUKU NONFIKSI


Pada pertemuan ke 15 Ibu Musiin, M.Pd (Bu IIn) berbagi ilmu dan berdiskusi dengan peserta PBM 23 &24.  Moderator pada kesempaan ini Bapak Dail Ma'ruf dan Ibu Rosminiati. Bu Iin  adalah alumni kelas PBM Gelombang 8. Di awal beliau ikut kelas menulis, beliau belum memiliki blog, dan katanya beliau berangkat dari nol. Bu Iin tidak pernah bermimpi untuk bisa menulis buku, namun ternyata kelas menulis Om Jay menjadi pembuktian bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan. Menulislah setiap hari, maka keajaiban akan datang. Om Jay selalu memotivasi kita semua untuk Menulis Setiap Hari di Blog. Tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko.Bu Iin bersembilan dengan teman PBMnya telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan bukunya telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya beliau berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi





Beliau telah berhasil mengalahkan ketakutan dari diri  sendiri. Ketakutan itu ternyata  merendahkan potensi kita  untuk menulis .Ketakutan  yang sering  dirasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:
1. Takut tidak ada yang membaca.
2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Ketakutan itulah  yang sering kali membuat kita merasa konyol dengan hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun. dengan bergabung  di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko.  Beliau  yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan.
Kekuatan menulis ini akan menjadi sangat berarti ketika kita ingin menjadi salah satu bagian dari Program Guru Penggerak.

Akhirnya Bu Iin singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri sendiri. beliau yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan, jangan sampai menjadikan kegiatan menulis, sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay menjadi sebuah mimpi buruk

Prof. Eko  ibaratkan sebagai seorang Master  Chef  yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel.  Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Menulis sangat menyenangkan dan menghilangkan stres.
Do what you love and love what you do. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Setiap orang  memiliki buku,  NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir. karena belum dituliskan.



Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. 

Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.
Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Sebelum menulis buku, kita  harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis.
contohnya adalah sebagai berikut:
1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
4.     karena ingin berbagi.

Kutipan diatas masih  sangat relevan dengan kehidupan sekarang  Kekuatan youtuber hebat, selegram terkenal,salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi bisa dibangun jika kita pandai merangkai kata dan kalimat.

karena kita  bukan siapa-siapa, maka jadilah penulis, karena  kutipan ini membawa pesan menulislah jika engkau ingin dikenal orang banyak.  Keinginan kuat  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.  Pikiran menjadi penulis mengantarkan Bu Iin mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan  tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko.
Kalau kita berpikir untuk menulis buku maka akan lahir buku. Kalau kita berpikir kegagalan, maka yang tersisa hanya kekecewaan.

Malam ini kita membahas buku nonfiksi. Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 
 Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Pola yang  pakai Bu Iin dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster. 
Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

 Langkah Pertama  Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka

 Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Pilihlah tema yang kita kuasai dan  cintai.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku

Jika ide itu datang segera ditulis, karena ide itu mudah datang dan juga mudah pergi.Tema yang diangkat di buku beliau adalah pendidikan. Idenya  berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020
 
Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet.
Pada saat menulis buku ini, kita sedang dalam situasi lockdown. Satu bulan  Covid-19 membawa berkah.
Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan
Kita patut bersyukur di era digital seperti sekarang ini, betapa mudahnya fasilitas untuk menulis buku, semua serba mudah. Bapak Ibu bisa bayangkan, penulis jaman dulu harus mengetik dengan mesin ketik manual. sekarang nulis pakai rekam suara pun jadi tulisan dan sekarang produksi buku tampaknya turun bunda...kalah dengan youtuber, dan tiktoker

Saran Ibu Iin utk memotivasi bahwa buku tetap penting karena buku adalah simbol peradaban manusia
Skenario jika tidak didukung kekuatan menulis pasti hasilnya juga tidak luar biasa.
dan kemauan membuat skenario itu butuh skill menulis  bagaimana supaya kemampuan menulis Karya non fiksi kita makin terasah?

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini saya ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, Bu Iin mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu. Kalau sudah ada kerangka karangan macam ini....langkah dan arah sudah jelas.Dengan mengikuti langkah tulisan tersebut tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

 Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

 Langkah kedua
Menulis Draf
1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

 Langkah ketiga
Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah

Langkah keempat 
Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

 Dalam menulis tentunya akan ada hambatan-hambatan 
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis

Cara mengatasi
Yang pasti dari  diri kita sendiri.
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis 
Masih banyak solusi yang lebih hebat lainnya.

"Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari". - Pramoedya Ananta Toer

Kelas Industri BDP SMK Negeri 1 Pangkalpinang

  Pembukaan Kelas Industri SMK Negeri 1 Pangkalpinang bekerjasama  dengan PT. Ramayana Lestari  Sentosa Tbk Salah satu program untuk menjami...