Judul : Menjadi Penulis Buku Mayor
Resume ke : 21
Gelombang : 23 &24
Tanggal : 2 Maret 2022
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Moderator : Widya Setianingsih
Bapak JOKO IRAWAN MUMPUNI adalah narasumber pada pertemuan kali ini Beliau merupakan direktur penerbitan Andi. Beliau sharing bagaimana caranya menjadi penulis buku mayor. Berikut profil beliau :
Sudah hampir 20 tahun belaiu menghidupi dunia penerbitan, penulisan dan aktif di asosiasi penerbit di Indonesia membuat sbeliau selalu bersemangat jika diajak berdiskusi seputaran Peberbitan dan penulisan buku.
Pertanyaan yang paling sering ditanyakan kepada beliau adalah apa syaratnya agar tulisan kita bisa diterbitkan oleh penerbit mayor?
Kreteria penerbit Mayor itu apasih, lalu apa bedanya dengan penerbit minor atau penerbit Indie yang mulai banyak bermunculan akhir-akhir ini?
Sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini; orang hanya mengenal penerbit Mayor dan penerbit Minor, masing-masing punya pendapat masing-masing apa yang membedakan penerbit mayor dan penerbit minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu Jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh lebih banyak dibanding penerbit minor. berapa jumlahnya? masing-masing punya pendapat sendiri.
ada ribuan penerbit di Indonesia namun yang telah disebut sebagai penerbit mayor hanya sedikit bisa dihitung dengan jari tangan, maksimal plus jari kaki 😁 dan Penerbit ANDI adalah salah satunya..
Mengapa penulis merasa lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor? Tentunya naskah karyanya akan dikelola lebih profesional, penerbit mayor biasanya punya fasiliatas lebih baik, modal, percetakan, SDM juga jaringan pemasaran yang lebih luas.
Agar karyanya bisa masuk diterima diterbitkan oleh penerbit mayor harus melalui sleksi dengan tingkat persaingan yang sangat amat ketat. Contoh di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 sd 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sd 60 judul saja. tentunya sisanya dikembalikan ke penulis atau DITOLAK.
Karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi penerbit mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang saat ini penerbit seperti ini kitae sebut dengan Penerbit Indie.
Bapak Joko yakin semua peserta PBM sudah ada dilevel paling atas., hanya kurang PD atau kurang nekad aja sehingga karyanya nggak muncul muncul. 😁
Ini kalau disederhanakan gambarnya.. PENULIS tetap muncul bagian yang paling penting.
Inilah yang menyebabkan Literasi di Indonesia masih rendah dibandingkan dngan negara-negara tetangga.
yang ditolak hanya nasakah yang temanya tidak Populer & Penulisnya juga Tidak Populer...
Nah Naskah Bapak Ibu ada di kwadran yang mana? ( Zona pink pak🤭)
Mari kita mencoba mencari tema apa yang populer dengan Google Trend.Inilah imbalan yang tidak bisa ditolak olah penulis yg telah berfhasil.Tadi ditanyakan apa syarat agar naskah kita diterbitkan oleh Penerbit Mayor. Nah ini perhatikan kriteria penilaiannya.
Jika kita membuka Google Trend kurang lebih tampilannya seperti ini, Sekarang kita akan test apakah tema tentang "BATU AKIK" populer nggak saat ini..? Ini baru sisi TEMA POPULER, padahal tadi ada syarat kedua yang harus dipenuhi yaitu PENULIS POPULER.... apakah bapak ibu sekarang sudah merasa POPULER?😁😁😁
Bagaimana Penerbit cara mengecek apakah penulis tersebut Populer. Penerbit akan melacak profil penulis dari berbagai sumber:
1). Berapa banyak teman/pengikut disosial media
2). Seberapa aktif digrup2 yang diikuti akan lebih baik kalau penulis ini sebagai adminnya dengan
jumlah anggota ratusan ribu.
3). Apakah penulis ini punya blog sendiri dan seberapa aktif dan bagaimana repon pemabacanya. 4).Google Scholar adalah yang paling dicermati oleh Penertbit.
Jadi segeralah buat akun Google Schoolar sehingga penerbit akan menemukan seperti dalam gambar ini:
Penerbitkan menyukai kombinasi keduanya.. ini ciri cirinya..:
Sebagai kata penutup Pak Joko berpesan
Kuncinya jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Kerja keras... Dan semangat.
Ingat tidak semua mimpi sekedar bunga, dengan rasa percaya kita akan mewujudkannya menjadi nyata.
Mantap, semangat terus.
ReplyDelete