Judul : How To be the F1
Resume ke : 4
Gelombang : 23
Tanggal : 19 Januari 2022
Tema : How to be the F1
Narasumber : Maesaroh, M.Pd
Moderator : Widya Setianingsih
How To Be the First one in writing Blog
To Be the F1 adalah tema yang dibahas oleh Ibu Maesaroh pada pertemuan Ke 4 Pelatihan Belajar Menulis Gelombang 23 & 24. Beliau berasal dari Provinsi Banten, tepatnya Kota Lebak yang kaya akan budaya. Salah satu dari budaya tersebut adalah suku Baduy yang dikenal unik. Ibu May mempunyai nama Panggung Blogger Millenial dan nama penanya Maydearly. Pada kesempatan ini Beliau ditemani oleh Bu Widya Setianingsih sebagai moderator
Ibu May adalah alumni gelombang 18, yang pada saat itu menjadi pelopor penulis resume tercepat. Yang karena kecepatan beliau dalam membuat resume itu, maka beliau diangkat menjadi ketua kelas, hingga kemudian lulus di pertemuan 22, dengan durasi menulis buku dalam 2 hari.
Mengapa perlu cepat menulis di blog?
Dalam pandangan beliau, sebagai seorang bloger pemula kita perlu mengenalkan aroma tulisan kita pada khalayak ramai. Bu May selalu memiliki mind set, apabila kita menempatkan tulisan kita di urutan teratas, besar kemungkinan kita akan memiliki pengunjung paling banyak. itu merupakan pengalaman beliau saat sebagai pengumpul resume tercepat saat mengikuti PBM gelombang 8.Dalam waktu 24 jam, blog beliau berhasil di kunjungi oleh 220 viewers dengan 54 komentar positif. Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi seorang bloger pemula yang meluncurkan tulisan perdananya.
Berdasar pengalaman pertama tersebut, beliau sangat termotivasi untuk meluncurkan tulisan kedua dan seterusnya. Hal yang perlu kita tekankan dalam menulis resume, Yaitu Esensi tulisan. Harus seperti apa menulis resume tersebut.
Melahirkan buku solo merupakan salah satu syarat pada pelatihan Menulis ini. Untuk memenuhi target itu, maka siapkan resume kita dengan baik, dengan gaya menulis yang baik, agar ketika di edit menjadi sebuah buku, maka akan menjadi buku yang berkualitas.
Cara menulis Resume
1. Amati materi dari Narasumber dengan baik, Tiru bahasa Narsum dengan tehnik parafrase, dan modifikasi menjadi bahasa sendiri (ATM) Amati, Tiru, Modifikasi. Karena bahasa yang kita tulis adalah bahasa gubahan dari Narasumber, maka jita harus berusaha memahami maksud dan tujuan dari narasumber tersebut.
2. Memodifikasi Bahasa Narsum dengan gaya bahasa sendiri. Pastikan tidak Copy Paste Bahasa Narasumber secara menyeluruh. Hindari Copy Paste seluruh materi Narsum. Artinya, perlu keterampilan dalam mengolah bahasa menjadi bahasa sendiri yang memiliki poin sama dengan yang disampaikan oleh Narasumber. Kembangkan materi dengan relevansi sumber lain yang berhubungan dengan materi tersebut. So, perlu kesiapan untuk menulis resume.
Hal penting yang perlu ditekankan dalam menulis resume adalah membuatnya dengan gaya bahasa sendiri. Kenapa ini menjadi keharusan? Sejatinya seorang penulis yang baik, adalah penulis yang memiliki karakter dalam tulisannya. Sebagaimana Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman bahasa, maka bahasa yang baik, adalah bahasa yang mempertahankan keindahan bahasanya sendiri.
Untuk menjadi penulis yang handal, kita harus mengatur pola pikir kita.
Untuk menjadi penulis, tentunya tujuan utama kita adalah agar tulisan kita ada yang baca. hal tersebut sangat tidak mudah. Untuk itu, seorang penulis harus memiliki karakter, karena terkadang ada saja yang mau membaca tulisan bergantung pada siapa penulisnya.
Disini kita semua adalah penulis, namun tak jarang jika semua dari kita saling membaca tulisan satu sama lain. Berbeda ketika ada seorang penulis yang sudah terkenal seperti Tere Liye misalnya, tanpa beliau suruh, kita pasti mencari Tulisannya. Itulah sebabnya mengapa kita harus memiliki karakter dalam menulis. Harus memiliki kekhasan dalam bahasa tulisan.
Pada umumnya sebagai penulis pemula, merupakan hal yang sulit untuk menumbuhkan sikap percaya diri. Untuk menjadi penulis handal, kita harus memupuk mental baja dalam menulis dengan cara:
1. Tanamkan sikap percaya diri. Jangan merasa malu, karena tulisan yang kita anggap jelek akan menjadi luar biasa bagi mereka yang tidak pernah belajar menulis.
2. Siap dengan segala kritikan. Meskipun terkadang budaya memuji lebih banyak dari budaya mengkritik, namun pujian itu harus membuat kita semakin memperbaiki tulisan.
4. Bangunlah tulisan di berbagai Blog.
Hal ini amat perlu karena terkadang orang akan bosan melihat penampilan kita yang itu-itu saja. Ibarat memakai baju, tentu orang akan bosan jika baju yang kita pakai hanya warna hijau saja. Itulah sebabnya tulisan harus memiliki warna lain, salah satunya tulisan kita pada blog lainnya. Seperti Omjay yang memiliki banyak blog dan banyak pengunjung.
Menulis di berbagai blog juga menanamkan mental penulis yang mudah beradaptasi dan tak segan memberi perubahan. Yang terpenting dari semua poin yang saya sampaikan adalah mulailah menulis, mencoba menulis.
Pesan Bu May "Menulislah dengan gaya sendiri, jika terasa sulit kuncinya hanya menulis dan teruslah menulis semakin sering semakin terampil menulislah dengan keikhasan, sampai orang mencari tulisanmu".
No comments:
Post a Comment