Monday, February 14, 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

             

Judul                       : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Resume ke               : 13
Gelombang               : 23
Tanggal                    : 14 Februari 2022
Tema                       : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber             : Susanto, S,Pd
Moderator                : Muliadi

 

   


Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan 


Tema ini  disampaikan oleh Pak D Susanto.  Pak D merupakan salah satu penulis yang cukup berpengalaman. Tidak hanya menulis beliau juga dikenal sebagai editor dan kreator konten. Beliau sehari-hari mengabdikan diri sebagai guru sekolah dasar di kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Pak D  alumni kelas BM angkatan 15. Bapak Muliadi sebagai moderator pada pertemuan ke 13  Pelatihan Belajar menulis PGRI. 

Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya - Albert Einstein
ungkapan di atas, menyiratkan pentingnya menyusun atau menata kalimat dengan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti saltik (salah ketik) atau typo. Bukankah kata atau kalimat yang tadinya sederhana, bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar? dan ini lazim terjadi dalam menulis naskah.  'Proofreading sebelum menerbitkan Tulisan' menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang akan menerbitkan tulisan untuk konsumsi publik, apakah itu dalam bentuk artikel di koran, media online, maupun dalam bentuk buku.

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Jadi, dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan.

Kita mungkin merasa jika tahapan pembacaan ini sama saja dengan editing yang dilakukan oleh para editor. Namun, sebenarnya keduanya berbeda Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.

Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum. Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca saja . Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami. 

Seorang Proofreader yang  baik harus bisa mengenali :

👤  apakah sebuah kalimat efektif atau tidak
👤  susunannya sudah tepat atau belum
👤  substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak

 
Ketika "sedang" menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tdak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki. Guru menulis menggambarkannya dengan proses membuat rumah. Ketika membangun rumah, baru sampai dinding , belum pasang atap, tetapi sudah memoleh dengan mengecatnya, memberi ornamen, dan sebagainya. Lalu tidak puas dengan warna cat, ganti lagi, dan seterusnya. Akhirnya, rumah tidak kunjung selesai. Maksudnya memoles, tetapi menjadi Typo dan sebagainya
 

Agar objektif, setelah tulisan selesai, endapkan dulu beberapa jam atau beberapa hari terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk membebaskan pikiran kita dari ide yang baru saja dituangkan.
Setelah itu, posisikan diri sebagai "CALON PEMBACA"

Langkah Pertama

Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

Langkah Kedua
Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah Ketiga
Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.


 Yang keempat
1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3.  Konsistensi nama dan ketentuannya
4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

 Cara mudah melakukan proofreding terutama pada typo,dapat di pelajari  di Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

Untuk menjadi penulis yang baik seorang penulis tentunya  memiliki tujuan dari penulisan tersebut. Kemudian  ide-ide  yang ada   dijabarkan menjadi kerangka agar tujuan dari penulisan  tercapai. Setelah jadi, tulis saja terus sesuai kerangka yang dibuat. Setelah selesai. diamkan sebentar. Beberapa waktu kemudian, lakukan uji baca (proofreading), posisikan penulis  sebagai calon pembaca..

11 comments:

Kelas Industri BDP SMK Negeri 1 Pangkalpinang

  Pembukaan Kelas Industri SMK Negeri 1 Pangkalpinang bekerjasama  dengan PT. Ramayana Lestari  Sentosa Tbk Salah satu program untuk menjami...